MATA
KULIAH: KIMIA DASAR
JUDUL:
Ø Tentang
zat kimia yang berhubungan dengan mesin.
Nama :
Wisnu sugiantoro
Npm : 41187001120031
Kelas
: Pagi
Mata kuliah
: Kimia dasar
PELUMAS
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan,
yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan
fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
A.
Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang
sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena
itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan
tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan.
Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar
kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka
bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi
perlindungan ekstra.
1. Tugas
pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas
adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung
antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus
bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan
mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang
ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
2. Tugas
tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga
berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran
tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya
gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila
daya lumas berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas
yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada
bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin
akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan
tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu
yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan
baik.
B.
Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis
jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar
(base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat
dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas.
b. Gemuk pelumas.
c. Cairan pelumas.
2. Dilihat
dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati.
b. Pelumas dari bahan hewani.
c. Pelumas sintetis.
3. Dilihat
dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan.
b. Pelumas
industri.
c. Pelumas perkapalan.
d. Pelumas penerbangan
4. Dilihat
dari pengaturannya :
A. Pelumas kendaraan bermotor :
1.
Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel.
2.
Minyak pelumas untuk transmisi.
3.
Automatic transmission fluid & hydraulic fluid.
B. Pelumas motor diesel untuk industri :
1. Motor diesel berputar cepat.
2. Motor diesel berputar sedang.
3. Motor diesel berputar lambat.
C. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor.
2. Untuk perahu motor.
3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong
rumput )
D. Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak
ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya
adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem,
pelumas anti karat, dan lain-lain.
C. Penggunaan pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau
memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya
selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas
yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah
salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.
1.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik
kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis
pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci
sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu
tertentu.
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan
untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran
atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam
penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat
pada.
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas
ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat
pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat
beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan
daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ).
2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam
pembuatan pelumas.
3. Bahan bahan additif yang digunakan atau
dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan
tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan
dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar
sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum
begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH
PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas
sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada
pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau tepat tidaknya
penggunaan suatu pelumas :
1.
Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran
kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada
temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir
dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi
yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan,
sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan
viscosity tinggi.
2.
Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan
suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu
pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas
meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar
100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash
point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu
pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup
untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire
point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus
menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour
point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir
dengan leluasa.
6. Cloud
point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam
minyak pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline
point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya
dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini
ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak
pelumas adan aniline dapat dicampur
8.
Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan
untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan
semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam
bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan
pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
9. Ash;
Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat.
Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.
Jenis
Oli
Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar
(base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan
dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa
menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya
dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan
(Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu
unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau
seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan
dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan
antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin
atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya
ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang
ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi
kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan
oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen
yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada
temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade
(derajat) tersendiri yang diatur oleh Society
of Automotive Engineers (SAE).
Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter)
menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu
terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti
viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan
lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated
sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental
(20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada
mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance
bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga
tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah
tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa
digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
- 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
- 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
- 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia
Kualitas
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
API mesin bensin
- SM (Current)
- SL (Current)
- SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
- SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
- SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
- SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
Kontaminasi
Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing
atau partikel pencemar di dalam oli. Terdapat delapan macam benda pencemar
biasa terdapat dalam oli yakni
- Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
- Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
- Bahan Bakar
- Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
- Ethylene gycol (anti beku)
- Produk-produk belerang/asam.
- Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.
- Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan bakar gas alam.
Komentar tentang zat kimia yang berhubungan dengan
mesin yaitu pelumas.
Pelumas
dalam kehidupan sehari-hari sering kita ketahui dengan nama Oli yang sering
sekali di gunakan pada sepada motor,mobil,dan lainya. pelumas adalah salah satu hal yang sangat di
perlukan untuk mesin kendaraan, karena sangat penting sekali sebab, berguna
untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada logam yang bergesekan sehingga
mengakibatkan peristiwa pelepasan partikel-partikel dari pergesekan tersebut.
Pelumas
pada umumnya dapat berfungsi sebagai cairan/zat yang dapat mengurangi kehausan
pada mesin, dapat memperlancar kerja mesin, dapat memperpanjang usia mesin
sehingga mengurangi kerugian yang terjadi.
Pada
dasarnya pelumas dapat mengurangi besar tenaga yang di keluarkan oleh tiap-tiap
gesekan yang terjadi, sehingga dapat menyerap panas yang di timbulkan oleh
gesekan sehingga dapat mengurangi panas yang terjadi dan dapat mempermudah
kerja mesin dengan optimal.
mw tanya donk...pelumas yang bagus itu merk apa yach...???hehe...
BalasHapusmf bru bka,,
BalasHapusmnrt sy yg bgus itu bnyak, ttpi yg bgus pst mhal,,
jdi mnrt sya advance bgus dngan hrga Rp.48.000,-,,
krena trjngkau dngan isi kntong sy..
mklum msh skolah,
terima kasih.