- Latar Belakang Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat peduli lingkungan memperingatinya sebagai Hari Bumi. Peringatan yang pertama kali dilakukan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang senator yang bernama Geylord Nelson itu, bagi pejuang lingkungan hidup merupakan momen untuk mendesak masuknya isu lingkungan hidup dalam agenda tetap nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Isu dunia tentang lingkungan yang terhangat saat ini adalah masalah pemanasan global (global warming) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia Apa itu Pemanasan Global ? Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan *18,35 miliar* ton karbon dioksida (18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca. Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 – 5,8 derajat Celsius (2,5 – 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. PEMBAHASAN Menurut iptek tentang pemanasan global Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri. Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20. Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau. Perubahan iklim sudah tidak lagi nmenyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya. Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang. Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang. Sifat perubahan Iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem peningkatan pemanasan global. Pemanasan global menjadi salah satu isu panas yang diangkat di pertemuan ilmiah tahunan European Society Cardiology di Wina akhir September 2007, yang menyatakan bahwa apabila pemanasan global tidak dapat dikontrol, akan menimbulkan masalah kardiovaskular di tahun-tahun mendatang. Dr Karin Schenk-Gustafsson dari Departemen Kardiologi, Institut Karolinska di Swedia, bahkan dengan yakin menyatakan bahwa bila mana terjadi peningkatan suhu beberapa derajat celcius dalam tempo 50 tahun kedepan, akan terjadi peningkatan insiden penyakit kardiovaskular. Ia merujuk pada gelombang panas yang menyerang di kawasan eropa pada tahun 2003, berdasarkan data rekam medik dari beberapa rumah sakit dilaporkan terjadi kematian sebanyak 35.000 orang pada dua minggu pertama bulan Agustus. Di Prancis saja terjadi hamper 15.000 kematian pada saat itu. Sebagian besar kematian terjadi pada usia lanjut dan menderita penyakit jantung. Sependapat dengan pemikiran tersebut, DR. Gordon Tomaselli, ketua Departemen kardiologi di Universitas Johns Hopkins, menganalogikan proses aterosklerosis, penumpukan kolesterol di dinding pembulu darah, ibarat proses akarat di mobil. Karat akan mudah terjadi pada temperature yang lebih panas, demikian juga dengan aterosklerosis. Variasi musin terhadap factor resiko kardiovaskular, seperti tekanan darah, profil lipid, dan factor pembekuan darah telah banyak diketahui. Namun demikian, namun demikian manakah yang berdampak paling buruk terhadap jantung kita; temperature panas, dingin, atau lebarnya variasi harian. Mengutip laporan yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives Agustus 2003, di Denver, Colorado pada bulan juli dan Agustus tahun 1993 sampai denggan 1997, memperlihatkan peningkatan temperature berkaitan dengan peningkatan insidens serangan jantung pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Sebenarnya tubuh manusia memiliki kemampuan pengaturan agar menjaga suhu tetap stabil pada kisaran fisiologis. Apabila suhu lingkungan mengalami peningkatan, maka tubuh akan memproduksi keringat agar terjadi penguapan pada permukaan tubuh, sehingga peningkatan suhu tubuh dapat di cegah. Selama proses tersebut, pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi (pembesaran diameter lumen) untuk mengirim darah lebih banyak ke kulit tubuh, dimana temperature lebih dingin. Sebagai akibatnya, tekanan nadi akan bertambah (takikardi) untuk mempertahankan curah jantung. Penurunan tekanan darah berarti pengurangan suplai oksigen ke otot jantung, sedangkan peningkatan denyut nadi adalah peningkatan demand. Kedua hal tersebut merupakan kombinasi yang dapat membahayakan orang usia lanjut yang pada umumnya menderita penyakit jantung koroner atau penderita lemah jantung. Di samping itu, keluar keringat berlebihan akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi yang pada akhirnya mempermudah kecenderungan terjadi gumpalan darah. Berbagai laporan telah memperlihatkan bahwa perubahan iklim memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah kardiovaskuler. Namun demikian, para pakar kesehatan menyatakan bahwa terlalu banyak variable yang tidak diketahui yang mengaitkan antara pemanasan global dengan penyakit jantung koroner atau aterosklerosis, sehingga sulit untuk meramalkan dampaknya dikemudian hari. Harus diakui, bahwa hingga saat ini belum ada satupun penelitian membuktikan bahwa cuaca yang panas secara langsung dapat meningkatkan kecenderungan menderita aterosklerosis. Tampaknya, factor polusi atau kualitas udara lingkungan akibat pemanasan global akan lebih banyak memegang peran untuk terjadinya masalah kardiovaskular, dibandingkan peningkatan temperature sendiri. Para ahli klimatologi amerika sudah memprediksikan bahwa penyebab dari global warming adalah karena bumi menyeraplebih banyak energi matahari dari pada yang di pantulkan. Menurut mereka perbedaanya sangat_sangat fantastik 1 dibanding 7 Kesimpulan ini diambil dengan menggunakan stimulasi komputer mengenai data data pemanasan pada permukaan buni dan laut. Data tersebut semakin menguatkan pendapat para ahli tersebut Para peneliti juga membandingkan energi tang masuk armosfer dengan energi yang di pantulkan ke angkasa. Ini sangat sulit di lakukan karena itu para peneliti menggunakan suhu permukaan laut “Mengukur perubahan secara langsung sulit dilakukan, karena Anda harus mendeteksi variabel tertentu dari sekian banyak variabel,” kata Gavin Smith, salah satu anggota tim peneliti dari NASA. “Tapi kami tahu berapa besar energi yang diserap lautan dari pengukuran selama puluhan tahun melalui satelit maupun peralatan yang ditempatkan langsung. Didukung pemahaman kami tentang atmosfer, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa selama ini terjadi ketidakseimbangan di atmosfer,” lanjutnya. Caranya dengan memonitor suhu permukaan laut dari ribuan pelampung (buoys) yang tersebar di berbagai lokasi. Data-data yang diambil dari berbagai tempat dimasukkan dalam komputer dan merepresentasikan model iklim yang kompleks meliputi aktivitas atmosfer, laut, angin, arus, gas, dan zat pencemar lainnya. Dari simulasi tersebut tampak bahwa atmosfer bumi menyerap energi 0,85 watt per meter persegi (secara keseluruhan setara dengan 7 triliun bola lampu 60 watt), lebih dari energi yang dilepaskan kembali. Penyebabnya adalah efek rumah kaca yang terbentuk oleh lapisan gas karbon dioksida. lapisan tersebut menyerap radiasi panas yang dipantulkan bumi yang seharusnya dilepaskan ke ruang angkasa. Menurut Gavin Schmidt, butuh energi yang besar untuk menghasilkan perubahan di permukaan bumi. Meskipun demikian penyerapan energi telah berjalan dalam rentang waktu yang lama. Berdasarkan laporan Nasa, penyerapan energi sudah terlalu besar sehingga peningkatan suhu bumi sebesar setengah derajat celcius tidak dapat dicegah kecuali manusia menghentikan produksi gas rumah kaca. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Jika tidak segera diatasi, maka kenaikan temperatur karena pemanasan global hingga tahun 2100 akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100 cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Diantara 17.500 pulau di Indonesia, sekitar 4000 pulau akan tenggelam. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990. Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya. Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan jenis penyakit baru. Apa Penyebab Pemanasan Global?? Secara umum, penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua jenis,faktor alam dan faktor penghuninya: Faktor Alam Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini. Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama. Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia. Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas. Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya alam. Faktor Penghuninya Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya emisi Gas Karbon. Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya. Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca 2. Bocornya lapisan ozon Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong. Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut. 3. Berkurangnya konverter Gas Karbon Sebelum era modern,dimana industri belum berkembang,kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon.Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang.Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan,bahkan dibutuhkan oleh kehidupan,seperti oksigen. Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi. Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!! Itulah penjelasan singkat saya tentang pemanasan global ini.Semua hal tersebut baru secuil dari permasalahan global warming secara keseluruhan.Tetapi yang paling penting bukanlah apa yang kita ketahui,melainkan bagaimana kita menyikapinya.Semoga bermanfaat.
berisi tentang apa saja yang berhubungan dengan teknik, terutama teknik mesin,,,,,, di dalamnya terdapat pengetahuan yang mungkin dapat anda baca... mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca..
Rabu, 10 April 2013
perhatikan bumi kita
Minggu, 13 Januari 2013
zat kimia yang berhubungan dengan mesin
MATA
KULIAH: KIMIA DASAR
JUDUL:
Ø Tentang
zat kimia yang berhubungan dengan mesin.
Nama :
Wisnu sugiantoro
Npm : 41187001120031
Kelas
: Pagi
Mata kuliah
: Kimia dasar
PELUMAS
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan,
yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan
fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
A.
Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang
sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena
itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan
tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan.
Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar
kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka
bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi
perlindungan ekstra.
1. Tugas
pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas
adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung
antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus
bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan
mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang
ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
2. Tugas
tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga
berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran
tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya
gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila
daya lumas berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas
yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada
bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin
akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan
tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu
yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan
baik.
B.
Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis
jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar
(base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat
dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas.
b. Gemuk pelumas.
c. Cairan pelumas.
2. Dilihat
dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati.
b. Pelumas dari bahan hewani.
c. Pelumas sintetis.
3. Dilihat
dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan.
b. Pelumas
industri.
c. Pelumas perkapalan.
d. Pelumas penerbangan
4. Dilihat
dari pengaturannya :
A. Pelumas kendaraan bermotor :
1.
Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel.
2.
Minyak pelumas untuk transmisi.
3.
Automatic transmission fluid & hydraulic fluid.
B. Pelumas motor diesel untuk industri :
1. Motor diesel berputar cepat.
2. Motor diesel berputar sedang.
3. Motor diesel berputar lambat.
C. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor.
2. Untuk perahu motor.
3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong
rumput )
D. Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak
ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya
adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem,
pelumas anti karat, dan lain-lain.
C. Penggunaan pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau
memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya
selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas
yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah
salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.
1.
Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik
kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis
pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci
sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu
tertentu.
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan
untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran
atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam
penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat
pada.
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas
ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat
pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat
beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan
daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ).
2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam
pembuatan pelumas.
3. Bahan bahan additif yang digunakan atau
dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan
tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan
dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar
sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum
begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH
PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas
sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada
pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau tepat tidaknya
penggunaan suatu pelumas :
1.
Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran
kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada
temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir
dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi
yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan,
sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan
viscosity tinggi.
2.
Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan
suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu
pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas
meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar
100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash
point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu
pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup
untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire
point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus
menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour
point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir
dengan leluasa.
6. Cloud
point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam
minyak pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline
point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya
dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini
ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak
pelumas adan aniline dapat dicampur
8.
Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan
untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan
semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam
bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan
pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
9. Ash;
Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat.
Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.
Jenis
Oli
Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar
(base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan
dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa
menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya
dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan
(Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu
unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau
seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan
dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan
antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin
atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya
ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang
ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi
kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan
oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen
yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada
temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade
(derajat) tersendiri yang diatur oleh Society
of Automotive Engineers (SAE).
Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter)
menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu
terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti
viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan
lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated
sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental
(20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada
mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance
bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga
tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah
tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa
digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
- 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
- 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
- 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia
Kualitas
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
API mesin bensin
- SM (Current)
- SL (Current)
- SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
- SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
- SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
- SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
Kontaminasi
Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing
atau partikel pencemar di dalam oli. Terdapat delapan macam benda pencemar
biasa terdapat dalam oli yakni
- Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
- Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
- Bahan Bakar
- Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
- Ethylene gycol (anti beku)
- Produk-produk belerang/asam.
- Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.
- Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan bakar gas alam.
Komentar tentang zat kimia yang berhubungan dengan
mesin yaitu pelumas.
Pelumas
dalam kehidupan sehari-hari sering kita ketahui dengan nama Oli yang sering
sekali di gunakan pada sepada motor,mobil,dan lainya. pelumas adalah salah satu hal yang sangat di
perlukan untuk mesin kendaraan, karena sangat penting sekali sebab, berguna
untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada logam yang bergesekan sehingga
mengakibatkan peristiwa pelepasan partikel-partikel dari pergesekan tersebut.
Pelumas
pada umumnya dapat berfungsi sebagai cairan/zat yang dapat mengurangi kehausan
pada mesin, dapat memperlancar kerja mesin, dapat memperpanjang usia mesin
sehingga mengurangi kerugian yang terjadi.
Pada
dasarnya pelumas dapat mengurangi besar tenaga yang di keluarkan oleh tiap-tiap
gesekan yang terjadi, sehingga dapat menyerap panas yang di timbulkan oleh
gesekan sehingga dapat mengurangi panas yang terjadi dan dapat mempermudah
kerja mesin dengan optimal.
Jumat, 11 Januari 2013
Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Listrik
MAKALAH
TEKNIK KONVERSI ENERGI
TEKNIK KONVERSI ENERGI
GELOMBANG MENJADI ENERGI LISTRIK
Oleh:
Kelompok 10
- Muh Hendra Pebrianto 2406 100 069
- Illa Rizianiza 2406 100 074
- Adzym Maulana Aji 2406 100 076
- Jabar Al Hakim 2406 100 078
- Rahman 2406 100 081
- As’adul Murtadlo 2406 100 095
Dosen : Syamsul
Arifin
Jurusan Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2008
ABSTRAK
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada
tahun 2015. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin
meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk
memanfaatkan energi lain, selain energi yang tidak terbarukan. Karena kalau
kita tergantung pada energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan
kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari
energi tersebut. Untuk itu akan dicoba untuk menggali informasi tentang tenaga
ombak yang sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak
daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga
ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung
Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai
energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab
tinggi ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik
adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai
di pantai.
DAFTAR ISI
Abstrak…………………………………………………………….…….…..……2Daftar Isi………………………………………………………….………..…......3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..………4 1.2 Permasalahan …………………………………………….…..………..4
1.3
Tujuan………………………………………………………..………..5 1.4 Manfaat
…………………………………………………………...…..5
BAB II DASAR TEORI
2.1
Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik…………...……6 2.2 Teknik Konversi Energi
Gelombang Menjadi Listrik…………..…….6
2.3
Kelebihan dan Kekurangan…………………………………….…….12
2.4
Konversi Energi Gelombang di Indonesia……………………..…….13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Potensi
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia…..…16
3.2 Teknik
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik………….……16
3.3 Peluang Indonesia
Menerapkan Sistem………………………….…..18
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
3.4 Kelebihan
dan Kekurangan…………………………………………..18
BAB IV KESIMPULAN……………………………………………...………..20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia
harus berusaha memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan
sebaik-baiknya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang
positif yang nantinya tidak akan membahayakan manusia itu sendiri. Sehingga
manusia harus mencari sumber energi alternatif lain untuk menghidupi kebutuhan
sehari-harinya. Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet bumi ini salah
satunya adalah lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini, laut juga
mempunyai banyak potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan tanaman laut)
dan potensi sebagai sumber energi. Energi yang ada di laut ada 3 macam, yaitu:
energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut. Salah satu energi di
laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan sumber energi
yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau
bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif yang dibangkitkan
melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
1.2
Permasalahan
Permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sabagai berikut:
- Bagaimana potensi sumber energi gelombang laut di dunia
- Bagaimana teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
- Bagaimana jika Indonesia memanfaatkan konversi energi gelombang menjadi listrik
- Bagaimana kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang menjadi listrik
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah sabagai berikut:
- Memahami potensi sumber energi gelombang laut di dunia
- Memahami teknik konversi energi gelombang laut menjadi listrik
- Dapat menganalisis apakah Indonesia dapat memanfaatkan konversi energi gelombang menjadi listrik
- Memahami kekurangan dan kelebihan teknik konversi energi gelombang menjadi listrik
1.4
Manfaat
Manfaat dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
tentang teknik konversi energi khususnya mengenai konversi energi gelombang laut
menjadi listrik.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia
Selain panas laut dan pasang surut, masih terdapat satu lagi energi samudera yaitu energi gelombang.
Sudah banyak pemikiran untuk mempelajari kemungkinan pemanfaatan energi yang tersimpan dalam ombak laut. Salah satu negara yang sudah banyak meneliti hal ini adalah Inggris. Berdasarkan hasil
pengamatan yang ada, deretan ombak (gelombang) yang terdapat di sekitar pantai
Selandia Baru dengan tinggi rata-rata 1 meter dan periode 9 detik
mempunyai daya sebesar 4,3 kW per meter panjang ombak. Sedangkan deretan ombak serupa dengan tinggi 2 meter dan 3
meter dayanya sebesar 39 kW per meter panjang ombak. Untuk ombak dengan ketinggian 100 meter dan perioda 12 detik menghasilkan daya 600 KW per meter. Di Indonesia, banyak terdapat ombak yang ketinggiannya di atas 5 meter sehingga potensi energi gelombangnya perlu diteliti lebih jauh. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Finlandia, dan Belanda, banyak menaruh perhatian pada energi ini. Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia
di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Ocean energi
memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang laut dengan membuat oscilating
water column yang mengapung di atas sebuah ponton dengan dipancangkan di
dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui
kabel transmisi menuju ke daratan.
Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk melakukan riset dan pengembangan.
Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk melakukan riset dan pengembangan.
Sistem
pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang
berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun
melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan
generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut
menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin tersebut
didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut.
Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut.
Dengan
sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa memanfaatkan
efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir
gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika
gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan digunakannya
katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.
2.2
Teknik konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :
·
Energi gelombang
Energi
kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan turbin. Ombak
naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar dari
ruang generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup
dari luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali.(lihat gambar di
sampin
·
Pasang surut air laut
Bentuk lain dari pemanfaatan
energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika pasang datang ke pantai, air
pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air surut, air di belakang
reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja optimal,
kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan kira-kira 16
kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit
listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit listrik di
Prancis sudah beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk 240.000 rumah.
·
Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan
memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut
kita akan merasakan bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin rendah
(dingin).
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari memanasi
permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin. Itulah
sebabnya penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju tersebut
akan menjaga agar suhu tubuh mereka tetap hangat.
Pembangkit
listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk menghasilkan
energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 380 fahrenheit
antara suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini
dinamakan Ocean Thermal Energy Conversion
atau OTEC. Cara ini telah digunakan di
Jepang dan Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.
Untuk mengkonversi
energi gelombang terdapat 3 (tiga) sistem dasar yaitu sistem kanal yang
menyalurkan gelombang ke dalam reservoar atau kolam, sistem pelampung yang
menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan
gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang
dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator
secara langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang
selanjutnya akan menggerakan turbin atau generator.
Daya
total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2 hingga
3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya sangat bagus,
kerapatan energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil
garis pantai. Ada
3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:
Dengan pelampung. Dimana
alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerkana vertikal dan rotasional
pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau
alat yang tertambat di dasar laut.
Kolom air yang berosilasi (Oscillating
Water Column). Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat
gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air
ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan
menggerakkan turbin.
Wave Surge atau Focusing Devices).
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing
atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di
pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung
yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang
digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.
Seperti di negara Australia, Pusat stasiun pembangkit listrik
gelombang laut komersial yang pertama di Australia
mengapung persis di lepas pantai Australia. Stasiun pembangkit
tersebut siap untuk menyalurkan tenaga listrik dan air minum ke sekitar 500
rumah di selatan Sydney, Australia. Listrik dihasilkan
ketika muncul gelombang yang menerpa corong yang menghadap ke lautan; gerakan
ini mengalirkan udara melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin) yang
mampu memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota. Stasiun ini merupakan proyek
pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang lebih besar yang akan dibangun di
pantai selatan Australia.
Minat untuk membangun tempat yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol,
Afrika Selatan, Meksiko, Cili, dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur
Keuangan Energetech yang mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan bahwa
”Energi gelombang merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan sumber energi
alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan
angin.”
PENELITI
Universitas Oregon
memuplikasikan temuan teknologi terbarunya yang diberi nama Permanent Magnet
Linear Buoy. Diberi nama buoy karena memang pada prinsip dasarnya, teknologi terbaru
tersebut dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di permukaan. Berbeda
dengan buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan
potensi tsunami. Peneliti Oregon
menjelaskan prinsip dasar buoy penghasil listrik tersebut yaitu dengan mengapungkannya
di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam
buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat
dari bentuknya, buoy ini mirip dengan dlinamo sepeda.
Bentuknya silindris dengan
perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan
laut dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian lagi mengapung. Kuncinya,
terdapat pada perangkat elektrik yang berupa koil (kumparan yang mengelilingi
batang magnet di dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung
akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga
bisa menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.Tentu saja agar dapat
bergerak koil tersebut ditempelkan pada pelampung yang dikaitkan ke dasar
laut, kata Annette von Jouanne, teknisi dari Oregon State University (OSU). Jouanne
menuturkan dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil
laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun dengan gelombang
yang lebih besar akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon,
setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne. Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne menuturkan, teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan teknologi laut.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne. Penjelasan di atas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Jouanne menuturkan, teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen
dan kerapatan energi yang dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri
juga dapat dirakit dan digunakan dalam skala kecil maupun besar tergantung
pada energi yang dibutuhkan. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di
banyak negara terutama yang memiliki kawasan pantai. Dibandingkan dengan energi
angin atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi.
Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang
ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau kota besar seperti Portland
sudah dapat memanfaatkan energinya dengan sangat melimpah tanpa harus menarik
bayaran. Peneliti percaya jika hasil penelitian tersebut benar-benar
dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh energi listrik di dunia sudah bisa
terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya mengambil 0,2 persen energi pantai, kata
Alan. Keyakinanya semakin lebih diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi
yang tinggi dan besar, energi gelombang laut ini bisa menjadi energi utama
pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup
menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan
hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan polusi suara,
emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada
kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang
ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul. Penempatan
buoy dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu pelayaran.
Rata-rata dengan besar buoy kurang dari dua meter, kapal besar atau kecil bisa
melihat obyek tersebut dan dapat menghindarinya. Energi listrik namun
yang secara efisien bisa dialihkan menjadi energi listrik adalah gelombang
laut.
2.3 Kelebihan
dan Kekurangan Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
1.Energi ombak adalah
energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis.
2.Tidak menimbulkan polusi
karena tidak ada limbahnya
3.Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
4.Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas
energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan
yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara
sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.
5.Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya
berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya
angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan
dapat diperkirakan.
1.Diperlukan alat khusus
yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli sangat diperlukan.
2.Output dari pembangkit
listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respons
pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
3.Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4.Tantangan teknis
tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi,
dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih
kurang lima tahun.
5. Menggunakan pasang surut gelombang sebagai pembangkit energi listrik, bisa
mengakibatkan rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun.
2.4 Konversi Energi Gelombang di
Indonesia
Sebagai
negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber energi
alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang
terbarukan dan tak terbarukan. Selain minyak bumi di lepas pantai dan laut
dalam, sumber energi yang tak terbarukan yang berasal dari laut dalam di
wilayah Indonesia
adalah methane hydrate. Methane hydrate adalah senyawa padat campuran antara
gas methan dan air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya tekanan
hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di kedalaman
lebih dari 1.000 meter.
Sumber
energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang timbul
akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean thermal energy
conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan air
akibat pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi
gelombang yang tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena
keberadaan energi gelombang sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC,
energi perbedaan tinggi pasang surut serta energi arus laut dapat diprediksi
kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk mendukung kebijaksanaan
pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada
dua sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari
daratan dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat
penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif
yang berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and
Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik
tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter
per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus
geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak
lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat
disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga dapat dipasang lebih dari
satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan. Gelombang laut
sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena Indonesia
memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai
BPPT saat ini sedang melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendisain dan
membangun sistem energi gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column
(OWC), kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said
Djauharsyah Jenie seperti dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).
OWC
merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang
laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan
menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi
fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini
akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator
listrik sehingga menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah
dibangun di Indonesia
sehingga pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah
yang pertama kali dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan
pengembangan rancang bangun Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk
menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang disesuaikan dengan pendanaan
yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang telah diujicobakan
adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 30 persen
dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 45 persen. Jika
didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang laut akan menjamin
ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan
tergantung pada pergantian dan perubahan musim, ujarnya. Fenomena fisik laut
seperti pergerakan pasang surut, gelombang, panas laut, angin laut dan
perubahan salinitas seluruhnya bisa dikonversikan menjadi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia
Ada tiga cara
mendasar agar kita bisa memanfaatkan energi gelombang. Energi dari naik
turunnya ketinggian laut atau disebut juga energi gelombang, dapat dimanfaatkan
untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga gelombang
biasanya dipacu dengan membuka sebuah dam menuju ke waduk. Waduk tersebut
dilengkapi dengan pintu air yang dibuka
untuk mengalirkan air ke penampungan, lalu pintu air ditutup sehingga
menyebabkan ketinggian air turun. Perbedaan ketinggian itu menyebabkan turbin
berputar.
Potensi energi gelombang ada di stasiun Rance di Perancis, yang
menghasilkan energi listrik 240 MW .
sepertinya Prancis adalah satu-satunya negara
yang sukses menggunakan sumber energi ini. Insinyur Prancis memprediksikan, penggunaan tenaga
ombak dalam skala besar, bisa membuat rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000
tahun. System pembangkit listrik tenaga ombak, bisa memberi dampak pada lingkungan karena berkurangnya laju alir
air, dan bisa menimbulkan endapan pada basin.
3.2 Teknik Konversi
Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik
Salah satu energi di laut tersebut adalah
energi ombak. Sebenarnya ombak merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak
merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak
adalah energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara
akibat fluktuasi pergerakan gelombang. Energi ombak dapat digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit
Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water
Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat
ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah
pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan
keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk
memberikan model sumber energi alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup
melimpah di wilayah perairan pantai Indonesia. Model ini menunjukan
tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal
hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis untuk
melakukan konversi energi.
Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran
ombak pada suatu ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara
keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila
diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang
keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari
model ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan
tetapi karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah
besar.
3.3 Peluang Indonesia
Menerapkan Sistem Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Untuk
wilayah Indonesia,
energi yang mempunyai prospek bagus adalah energi arus laut. Hal ini
dikarenakan Indonesia
mempunyai banyak pulau dan selat sehingga arus laut akibat interaksi
Bumi-Bulan-Matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut.
Selain itu, Indonesia adalah tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh
konstanta pasang surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar
12 jam dan konstanta pasang surut K1 yang dominan di Samudra Pasifik dengan
periode lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak
Bulan mengelilingi Bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang
diakibatkan oleh kecondongan orbit Bulan saat mengelilingi Bumi.
Interaksi
Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus pasang surut setiap
harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas pembangkit listrik
yang terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar 2.92 TW (Kantha &
Clayson, 2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi daya energi arus
laut tersebut belum dapat diprediksi kapasitasnya.
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Kekurangan
dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada
saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani,
kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama.
Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
Kendati begitu bila turbin arus laut dirancang dengan kondisi pasang perbani,
yakni saat di mana kecepatan arus paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara
terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat
diminimalkan dan keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini
merupakan tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem
turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara
terus-menerus selama lebih kurang lima
tahun.
Keuntungan penggunaan energi
arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas
energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal
ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan
kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan
turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan
memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu
cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat
setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak menimbulkan polusi karena tidak
ada limbahnya. Di samping nilai ekonomis
yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di
bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan
polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan
ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang
jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
·
Indonesia
merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang dikelilingi oleh sejumlah lautan dengan
potensi sumberdaya energi kelautan cukup besar termasuk di antaranya energi gelombang.
·
Ada tiga cara membangkitkan
listrik dengan tenaga ombak, diantaranya:
1. Energi gelombang
1. Energi gelombang
2. Pasang surut air
laut
3. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
- Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain memiliki intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain, dan tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan.
- Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain tenaga ahli yang menghandle sistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi, kesulitan untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan, kesulitan dana untuk menerapkan sistem pembangkit ini, serta kesulitan birokrasi untuk menyelesaikan proyek ini dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)