Selasa, 12 Januari 2016

laporan mesin pendingin

Rabu, 16 Juni 2010

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN PRESTASI MESIN

MODUL PRAKTIKUM PENGUJIAN MESIN PENDINGIN
TANGGAL PRAKTIKUM 29 Mei 2010
KELOMPOK III (Tiga)
NAMA / NIM Sopari / 2006030467
NAMA REKAN KERJA 1. Johan Kresnawan
2. Margono
3. Sopari
4. Yurohman

PEMBIMBING Ir. Djuhana, M.Si

LABORATORIUM PENGUJIAN PRESTASI MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN – 2010
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul……………...………………………………………………………...….1
Daftar isi ………………………………………………………………………………....2
Pengujian mesin pendingin……………………………………………….……………..3
Data/spesifikasi mesin………………………………………………………………....…4
Teori Umum tentang mesin uji yang digunakan………………………….……..…….5
Prosedur Percobaan……………………..…………………………………….………..10
Pengolahan Data/Tugas-tugas…………………….……………………………...……11
Penutup……………………………………………………………………………...…..16

BAB I
PENGUJIAN MESIN PENDINGIN
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan karakteristik sistem pendingin kompresi uap dan karakteristik apabila sistem tersebut bekerja sebagai sistem pompa kalor.
Besar-besaran yang perlu ditentukan dari hasil praktikum adalah:
1. Laju aliran massa refrijensi; mref (kg/det)
2. Efek pemasaran bila siklus, bekerja sebagai mesin pompa kalor Qk (kW)
3. Efek pendinginan bila siklus bekerja sebagai mesin pendingin Qpen (kW) & TR (Ton refrejensi)
4. COP (Coeffecient of Performance) dari mesin pendingin
5. PF (Performance faktor) dari mesin pompa kalor
6. Laju aliran massa udara pada saluran udara kondensor mUd.kon (kg/det)
7. Laju aliran massa udara pada saluran udara evaporator mud.kon (kg/det)
8. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara kondensor ; Qud.kon(kW)
9. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara evaporator ; Qud.kon(kW)
10. Faktor simpang (by pass faktor) BF; dan faktor sentuh (contact factor); CF dari evaporator

2. Deskripsi Mesin Pendingin
Mesin refrijerasi yang digunakan dalam pencobaan ini adalah jenis siklus kompresi uap RANKINE.
Secara skematik peralatan praktikum diperlihatkan pada gambar-1

Gambar-1 Skema pengujian mesin pendingin kompresi uap
3. Keterangan Sistem Pengujian Mesin Pendingin
1. Refrijeran yang digunakan pada mesin pendingin ini adalah Freon 22
2. Kompresor yang digunakan jenis rotary yang biasa digunakan pada
sistem pengkondisian udara, motor listrik dipasang terpadu dalam
kompresor (Hermetic)
3. Kondensor dan evaporator adalah penukar panas dari jenis koil bersirip
4. Pada praktikum ini digunakan pipa kapiler diameter berbeda
5. Setiap station masuk dan keluar dari kompenen utama mesin pendingin
ini dipasang termometer untuk mengetahui kondisi refrijeran pada
daerah tersebut
6. Saluran udara persegi empat. Kipas udara berfungsi untuk
menciptakan aliran udara dalam saluran udara, kecepatan aliran dapat
diatur dengan merubah putaran kipas udara (fan)
7. Anemometer untuk mengukur kecepatan udara yang mengalir dalam saluran udara
8. Suhu udara sebelum dan sesudah kondensor dan evaporator mesin
refrijerasi dapat diketahui dengan mengukur temperatur bola basah dan
bola kering
9. Manometer diameter 70 mm, pembacaan 0 - 17.5 kg/cm2 (0-250 psi)
tekanan rendah resolusi 1 psi, untuk melihat tekanan refrijeran
10. Manometer diameter 70 mm, pembacaan 0-35 kg/cm2 (0-500 psi)
tekanan rendah resolusi 1 psi, untuk melihat tekanan refrijeran
11. Termometer gelas bola basah/kering (wet/dry bulb) daerah ukuran 0 -
100 °C, untuk mengukur suhu udara saluran masuk dan keluar dari
mesin pendingin















BAB II
DASAR TEORI
Siklus refrijerasi kompresi uap bekerja sebagai berikut: Fluida kerja dikompresikan oleh kompresor dari tingkat keadaan 1 ke tingkat keadaan 2 pada tekanan tinggi fluida kerja diembunkan dalam kondensor ketingkat ke 3 kemudian di-ekspansikan oleh katup ekspansi ketingkat 4 dan berevaporator di dalam evaporator kembali ke tempat keadaan 1.
Apabila untuk proses-proses di atas diterapkan, maka diagram pernyataan proses dari siklus adalah seperti ditunjukan dalam gambar 2a.
Sedangkan proses pola dari udara yang mengalami pemanasan di saluran kondensor, dan udara yang mengalami pendinginan di saluran evaporator, masing-masing ditunjukkan pada gambar 2b dan 2c.

Gambar 2a Proses pola Siklus refjerasi kompresi uap yang sebenarnya

Gambar 2b Proses pola udara di saluran kondensor

Gambar 2c Proses pola udara di saluran evaporator
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan :
Untuk mencari:
mref = laju aliran massa refrijerasi
mref = kg/det…………………........................... (3.1)
Wk = Daya kompresi = 0.7 x daya listrik motor penggerak
h = Entalpi refrijerasi (didapat dari grafik P-h Freon -22)
Qk = Pemanasan pada kondensor
Qk = mref (h2 – h3) (Kw)……………………………………… (3.2)
Qev = Pendinginan pada evaporator
Qev = Mref (h2 – h3)……………………………………………. (3.3)
COP = Coefficient of performance
COP = ………………………………………. (3.4)
PF = Performance factor
PF = ………………………………………. (3.5)
Vud.con = laju aliran massa udara pada kondensor
ρud.con = ρud.con A Vud.con (kg/det) ……………………... (3.6)
ρud.con = massa jenis udara pada saluran kondensor (kg/m3)
A = luas penampang saluran udara kondensor (m2)
Vud.con = kecepatan rata-rata aliran udara pada saluran kondensor (m/det)
mud.ev = ρud.ev A Vud.ev (kg/det) ……………………………... (3.7)
ρud.con = massa jenis udara pada saluran kondensor (kg/m3)
A = luas penampang saluran udara kondensor (m2)
Vud.con = kecepatan rata-rata aliran udara pada saluran kondensor (m/det)
Qud.con = Laju liran kalor di saluran udara kondensor
Qud.con = mud.com (hb* - ha*) (kW) ………………………............. (3.8)
hb* = entalpi udara pada station keluar kondensor ( kJ/kg udara kering)
ha* = entalpi udara pada station keluar kondensor (kJ/kg udara kering)
Qud.ev = laju aliran kalor di saluran udara evaporator
Qud.ev = mud.ev (hc* - hd*) …………………………….................... (3.9)

Hc* = entalpi udara pada station keluar kondensor (kJ/kg udara kering)
Hd* = entalpi udara pada station keluar kondensor (kJ/kg udara kering)
BF dan CF = Faktor simpang dan factor sentuh evaporator
BF dan CF evaporator dapat ditentukan dari proses pola udara pada diagram
psikometrik (lihat gambar 3)


Gambar 3 Grafik psikometrik Cara mencari niiai BF dan CF evaporator
BF = …………………............................................................. (3.10)
CF = …………………............................................................. (3.11)
BF+CF = 1 …………………............................................................. (3.12)




1 . Prosedur Percobaan
a. Pemeriksaan Sebelum Melakukan Percobaan
1. Saklar listrik pada papan pengaturan pada posisi "off
2. Selektor untuk menjalankan kipas dan kompresor pada posisi "off

3. Periksa air destilasi untuk pengukuran temperature bola basah dari
udara yang mengalir dalam saluran yang melewati evaporator dan
kondensor
4. Katup-katup dari instalasi pipa sirkulasi refrijeran untuk membentuk
siklus berada dalam keadaan terbuka
2. Cara Menjalankan Mesin
1. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik
satu phasa
2. Rubahlah posisi selector pada posisi "on"
3. Jalankan kipas udara evaporator dan kondensor, sesuai dengan
putaran yang ditentukan
4. Jalankan motor penggerak kompresor, dengan merubah posisi
t selector ke "low cool"
3. Pengamatan yang Dilakukan
1. Perhatikan tekanan dan temperatur, untuk menentukan tingkat
keadaan refrijeran pada beberapa tempat yang penting
2. Perhatikan termometer bola basah dan bola kering pada saluran udara
kondensor dan evaporator
3. Lakukanlah pengukuran kecepatan aliran dengan anemometer
beberapa titik saluran udara kemudian rata-ratakan hasilnya.
4. Lakukan pengujian untuk :
- Dua kecepatan fan (rendah dan tinggi)
- Diameter pipa kapiler yang berbeda



4. TUGAS – TUGAS
1. Buktikan rumus – rumus yang ditulskan pada persamaan 1 s.d 6
2. Dari hasil pengamatan buatlah :
- Proses pola dari siklus refrijeran kompresi uap
- Proses pola dari udara pada saluran kondensor dan saluran evaporator
3. Hitung : mref, Qk, Qev, COP, Pf, Mud.ev, Qud. Con, Qud.ev, BF, dan CF evaporator
4. Analisis dan bandingkan semua besaran pada butir 3.4 diatas untuk berbagai kondisi pengujian
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.


HASIL PRAKTIKUM
PENGUJIAN MESIN PENDINGIN






ALAT
UKUR KOMPRESI
(h2) KONDENSASI
(h3) EKSPANSI
(h4) EVAPORASI
(h1) A
(Ampere) V
(Voltage)
Tekanan 12,5 Bar 12,5 Bar 8 Psi 8 Psi 2,4 Ampere 180 Volt
Suhu 36 C 35 °C -32 °C -31 °C
I. PENGUJIAN DENGAN PIPA KAPILER 0,7





II. PENGUJIAN DENGAN PIPA KAPILER 0,8

ALAT
UKUR KOMPRESI
(h2) KONDENSASI
(h3) EKSPANSI
(h4) EVAPORASI
(h1) A
(Ampere) V
(Voltage)
Tekanan 13,5 Bar 13,2 Bar 11 Psi 10 Psi 3 Ampere 180 Volt
Suhu 38 C 37 °C -27 °C -28 °C


III. PENGUJIAN DENGAN PIPA KAPILER 1,07

ALAT
UKUR KOMPRESI
(h2) KONDENSASI
(h3) EKSPANSI
(h4) EVAPORASI
(h1) A
(Ampere) V
(Voltage)
Tekanan 16 Bar 15 Bar 35 Psi 34 Psi 2,4 Ampere 180 Volt
Suhu 44 C 41°C -11 °C -11 °C

ANALISA DATA
• PADA KATUP EKSPANSI UKURAN 0,7 MM
Kompresi
T = 36°C
P = 12,5 BAR
= 12,5 x 100
= 1250 Kpa
H2 = 416 Kj/Kg ( grafik P-H )



Kondensasi
T = 35°C
P = 12,5 BAR
= 12,5 x 100
= 1250 Kpa
H3 = 244 Kj/Kg ( grafik P-H )

Ekspansi
T = -32°C
P = 8 Psi
= 8 : 14,5 = 0,55 Bar
= 0,55 x 100
= 55 Kpa
H4 = 162 Kj/Kg ( grafik P-H )
Evaporasi
T = -31°C
P = 8 Psi
= 8 : 14,5 = 0,55
= 0,55 x 100
= 55 Kpa
H1 = 394 Kj/Kg ( grafik P-H )

• DAYA
P = V x I
= 180 x 2,4
= 432 watt

1. Daya Kompresor
Wk = daya kompresi x daya motor
= 0,7 x 432
= 302,4 watt
= 0,3024 Kw
2. Masa Refrijerasi
= Wk / h2-h1
= 0,3024 / ( 416 – 394 )
= 0,014
3. Pemanasan kondensor

Q out = Mr x ( h2- h4 )
= 0,014 x ( 416 -162 )
= 3,356

Q in = Mr x ( h1-h4 )
= 0,014 x ( 394 – 162 )
= 3,328



4. COP
COP pemanas = Q out / Wk
= 3,356 / 0,3024
= 11,098
COP pendingin =
= 3,328 / 0,3024
=11,005
5. Performance Factor
Pf = Qk/ Wk = h2-h3 / h2-h1
= 416 - 244 / 416 - 394
= 172 / 22
= 7,818

• PADA KATUP EKSPANSI 0,8 MM
Kompresi
T = 38°C
P = 13,5 BAR
= 13,5 x 100
= 1350 Kpa
H2 = 420 Kj/Kg ( grafik P-H )

Kondensasi
T = 37°C
P = 13,2 BAR
= 13,2x 100
= 1320 Kpa
H3 = 245 Kj/Kg ( grafik P-H )
Ekspansi
T = -27°C
P = 11 Psi
= 11 : 14, 5 = 0.76 bar
= 0,76 x 100
= 76 Kpa
H4 = 168 Kj/Kg ( Grafik P-H )

Evaporasi
T = -28°C
P = 10 Psi
= 10 : 14,5 = 0,69 bar
= 0,69 x 100
= 69 Kpa
H1 = 396 Kj/Kg ( Grafik P- H )

• Daya
P = V x I
= 180 x 2,4
= 432 watt

1. Daya Kompresor
Wk = daya kompresi x daya motor
= 0,7 x 432
= 302,4 watt
= 0,3024 Kw
2. Masa Refrijerasi
= Wk / h2-h1
= 0,3024 / ( 420-396 )
= 0,0126



3. Pemanasan Kondensor
Qout = Mr x ( h2-h4 )
= 0,0126 x ( 420- 168 )
= 3,1752

Qin = Mr x ( h1-h4 )
= 0,0126 x ( 396 – 168
= 2,873

4. COP
COP Pemanas = Qout / Wk
= 3,1752 / 0,3024
= 10,5

COP Pendingin = Qin / Wk
= 2,873 / 0,3024
= 9,5



5. Performance factor
Pf = Qk/Wk = h2-h3/ h2-h1
= 420 – 245 / 420 - 396
= 175 / 24
= 7,29



• PADA KATUP EKSPANSI 1,07 MM
Kompresi
T = 44°C
P = 16 BAR
= 16 x 100
= 1600 Kpa
H2 = 418 Kj/Kg

Kondensasi
T = 41°C
P = 15 BAR
= 15 x 100
= 1500 Kpa
H3 = 252 Kj/Kg

Ekspansi
T = -11°C
P = 35 Psi
= 35 : 14,5 = 2,41 bar
= 2,41 x 100
= 241 Kpa
H4 = 187 Kj/Kg

Evaporasi
T = -11°C
P = 34 Psi
= 34 : 14,5 = 2,35
= 2,35 x 100
= 235 Kpa
H1 = 405 Kj/Kg

• Daya
P = V x I
= 180 x 2,4
= 432 watt



1. Daya Kompresor
Wk = daya kompresi x daya motor
= 432 x 0,7
= 302,4 watt
=0,3024 Kw
2. Masa Refrijerasi
= Wk / h2-h1
= 0,3024 / ( 418 -405 )
= 0,023

3. Pemanasan Kondensor
Qout = Mr x ( h2-h4 )
= 0,023 x ( 418-187 )
= 5,313
Qin = Mr x ( h1-h4 )
= 0,023 x ( 405 – 187 )
= 5,014
4. COP
COP pemanas = Qout / Wk
= 5,313 / 0,3024
= 17,57

COP pendingin = Qin / Wk
= 5,014 / 0,3024
=16,58


5. Performance Factor
Pf = Qk / Wk
= h2-h3 / h2-h1
= ( 418 – 252 ) / ( 418 – 405 )
= 166 / 13
= 12,77




PENUTUP

KESIMPULAN
• Diameter katup ekspansi mempengaruhi nilai COP , dimana jika semakin besar katup ekspansinya , maka nilai COP nya semakin tinggi
• Nilai COP yang tertinggi sebesar 17,57
• Katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan yang akan masuk ke evaporator


SARAN
• Dalam pengambilan data untuk keperluan penelitian sebaiknya tunggu sampai beberapa saat hingga mesin bekerja pada keadaan yang optimum
• Untuk menjaga keandalan mesin sebaiknya ikuti petunjuk pengoperasian mesin pendingin

Selasa, 01 September 2015

metrologi industri


1. DEFINISI ALAT UKUR
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur.



2. FUNGSI ALAT UKUR
Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran dengan mengurangi defleksi pada benda kerja, height gauge sering dipasangkan dengan dual probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua arah, height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam posisi horizontal.
Alat ukur ini merupakan alat ukur multifungsi atau banyak fungsi, karenanya alat ini hampir selalu ada di Perusahaan manufaktur.
Sebagian alat ukur ketinggian, alat ini dapat menghasilkan pengukuran yang presisi.

Pada dasarnya alat ukur ini sama dengan vernier caliper, sehingga cara pembacaan ukurannya sama dengan pembacaan ukuran pada vernier caliper. Yang membedakan alat ini dengan vernier caliper adalah gerakan sensor ukurannya, di mana pada ukuran alat ukur ini gerakan sensor ukurannya adalah naik turun atau arah vertikal, sedangkan pada vernier caliper gerakan sensornya adalah arah horizontal.










2. BEVEL PROTECTOR 
Hal ini digunakan untuk mengukur & berbohong dari sudut akurat dan tepat dalam waktu 5
menit. Pelindung dial ditempatkan untuk memegang pisau yang bisa diputar dengan cepat ke 
sudut dan diperlukan juga independen disesuaikan untuk setiap panjang yang diinginkan.Pisau dapat 
terkunci dalam posisi apapun. 
  


















BAR SINE 
Prinsip sinus menggunakan rasio panjang dua sisi segitiga siku-siku untuk menurunkan sebuah 
diberikan sudut. Dapat dicatat bahwa perangkat beroperasi pada pokok sinus mampu diri 
generasi. Pengukuran biasanya terbatas pada 45 derajat dari kehilangan titik akurasi 
pandang. Keakuratan dengan yang prinsip sinus dapat dimanfaatkan tergantung pada 
berlatih, pada beberapa dari pengukuran linear. Sinus bar itu sendiri tidak mengukur lengkap 
instrument. Datum lain seperti piring permukaan yang dibutuhkan, serta tambahan lainnya
instrumen, terutama tergelincir gauge, dan menunjukkan perangkat untuk membuat pengukuran. 






Pemeriksaan tidak diketahui Angles: - Banyak kali, sudut komponen yang akan diperiksa adalah 
diketahui. Dalam kasus seperti itu perlu terlebih dahulu mencari sudut sekitar dengan bantuan 
dari busur derajat bevel. Biarkan sudut. Kemudian bar sinus diatur pada sudut () dan dijepit ke 
plat sudut. Selanjutnya pekerjaan ditempatkan pada sinus bar dan dijepit ke piring Angle seperti yang ditunjukkan 
pada gambar. Slip-alat pengukur begitu diatur (sesuai dengan deviasi) bahwa tingkat sprit adalah pada 
pusat (gelembung udara) 
Jika penyimpangan yang mencatat dengan waterpas adalah h lebih panjang 'l' dari pekerjaan, 
maka ketinggian slip pengukur oleh yang harus disesuaikan adalah sama dengan = h 1 
  Perhatian Dalam Bar Sine: - 


(A) Sudut Compound tidak harus dibentuk miss martabat w / p dengan bar sinus. 
Hal ini dapat dihindari dengan melampirkan karya merek sinus terhadap pelat sudut. 
(B) Akurasi sinus bar harus dipastikan. 
(C) Sejauh mungkin bar lagi sinus harus digunakan since4 banyak kesalahan dikurangi dengan 
menggunakan lagi bar sinus. 


Kombinasi Set: - 


Kombinasi set terdiri dari skala, mengkuadratkan-head, busur derajat dan pusat-head. Itu 
terdiri dari skala berat, yang beralur sepanjang panjang itu. Hal ini pada alur ini yang 
geser kepala mengkuadratkan dipasang. Salah satu permukaan kepala mengkuadratkan selalu tegak lurus 
dengan skala dan dapat disesuaikan di setiap tempat dengan baut pengunci dan mur.Mengkuadratkan The 
kepala juga berisi waterpas yang digunakan untuk menguji permukaan untuk paralelisme.Untuk 
meletakkan bentuk ekor burung sudut disertakan juga dipasang pada skala. Hal ini juga dapat meluncur ke 
setiap posisi dan dikunci di sana. Sebuah titik memotong juga dimasukkan ke bagian belakang dasar 
untuk menggosok tujuan. Mengkuadratkan kepala dan skala dapat digunakan untuk tinggi dan dept 
pengukuran, dalam dan luar mengkuadratkan operasi. 
  






























COLINOMETERS 
Sebuah klinometer adalah kasus khusus dari penerapan waterpas di colinometer; semangat 
Tingkat dipasang pada anggota rotary dilakukan di perumahan. Salah satu wajah bentuk perumahan 
dasar instrumen. Pada perumahan, ada skala melingkar. Sudut 
kecenderungan dari anggota rotary membawa tingkat relatif terhadap basis dapat diukur dengan 
skala melingkar ini. The klinometer terutama digunakan untuk menentukan sudut termasuk dari dua 
wajah berdekatan benda kerja. Jadi untuk tujuan ini, basis instrumen ditempatkan pada 
satu wajah dan tubuh rotary disesuaikan sampai nol pembacaan gelembung diperoleh. Itu
sudut rotasi kemudian dicatat pada skala melingkar terhadap indeks.
 Pembacaan kedua adalah 
kemudian dibawa dalam cara yang sama pada wajah kedua benda kerja. Sudut termasuk 
antara wajah kemudian perbedaan antara dua bacaan 
Tindakan pencegahan: - 
1. Angle instrumen harus sesuai dengan skala sudut 
2. Mencengkeram instrumen untuk wajah pengukuran tepat Hasil: - 
 Melakukan pengukuran sudut dengan menggunakan sinus telanjang dengan studi tergelincir mengukur 
klinometer, sudut, ukuran, kombinasi set dan busur derajat bevel adalah berhasil 
selesai


3. Meja Perata
meja perata berfungsi untuk menguji kerataan permukaan. selain itu meja datar di gunakan untuk meletakkan benda kerj serta alat-alat menggambar. biasanya meja perata (surface table) terbuat dari besi tuang, keramik, atau batu granit. alat ini di pergunakan sebagai landasan untuk memukul atau meratakan benda kerjayang bengkok, harus di usahakan agar permukaan meja datar ini tidak rusak atau cacat, dan hasil lukisan atau pekerjaan yang di kerjakan tetap baik.

Rabu, 10 April 2013

perhatikan bumi kita



  1. Latar Belakang Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat peduli lingkungan memperingatinya sebagai Hari Bumi. Peringatan yang pertama kali dilakukan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang senator yang bernama Geylord Nelson itu, bagi pejuang lingkungan hidup merupakan momen untuk mendesak masuknya isu lingkungan hidup dalam agenda tetap nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Isu dunia tentang lingkungan yang terhangat saat ini adalah masalah pemanasan global (global warming) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia Apa itu Pemanasan Global ? Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan *18,35 miliar* ton karbon dioksida (18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau 18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca. Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 – 5,8 derajat Celsius (2,5 – 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. PEMBAHASAN Menurut iptek tentang pemanasan global Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5-1,5 derajat. Kenaikan itu terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara 0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata-rata global telah meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa sebelum industri. Jika emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es. Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena blok-blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuawan mengatakan bahwa abad paling dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengehrankan jika tinggi lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya terjadi pada abad ke-20. Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau. Perubahan iklim sudah tidak lagi nmenyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya. Pemanasan global seperti dilaporkan 441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen, kelangkaan air, dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen, India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan tergenang. Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang. Sifat perubahan Iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem peningkatan pemanasan global. Pemanasan global menjadi salah satu isu panas yang diangkat di pertemuan ilmiah tahunan European Society Cardiology di Wina akhir September 2007, yang menyatakan bahwa apabila pemanasan global tidak dapat dikontrol, akan menimbulkan masalah kardiovaskular di tahun-tahun mendatang. Dr Karin Schenk-Gustafsson dari Departemen Kardiologi, Institut Karolinska di Swedia, bahkan dengan yakin menyatakan bahwa bila mana terjadi peningkatan suhu beberapa derajat celcius dalam tempo 50 tahun kedepan, akan terjadi peningkatan insiden penyakit kardiovaskular. Ia merujuk pada gelombang panas yang menyerang di kawasan eropa pada tahun 2003, berdasarkan data rekam medik dari beberapa rumah sakit dilaporkan terjadi kematian sebanyak 35.000 orang pada dua minggu pertama bulan Agustus. Di Prancis saja terjadi hamper 15.000 kematian pada saat itu. Sebagian besar kematian terjadi pada usia lanjut dan menderita penyakit jantung. Sependapat dengan pemikiran tersebut, DR. Gordon Tomaselli, ketua Departemen kardiologi di Universitas Johns Hopkins, menganalogikan proses aterosklerosis, penumpukan kolesterol di dinding pembulu darah, ibarat proses akarat di mobil. Karat akan mudah terjadi pada temperature yang lebih panas, demikian juga dengan aterosklerosis. Variasi musin terhadap factor resiko kardiovaskular, seperti tekanan darah, profil lipid, dan factor pembekuan darah telah banyak diketahui. Namun demikian, namun demikian manakah yang berdampak paling buruk terhadap jantung kita; temperature panas, dingin, atau lebarnya variasi harian. Mengutip laporan yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives Agustus 2003, di Denver, Colorado pada bulan juli dan Agustus tahun 1993 sampai denggan 1997, memperlihatkan peningkatan temperature berkaitan dengan peningkatan insidens serangan jantung pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Sebenarnya tubuh manusia memiliki kemampuan pengaturan agar menjaga suhu tetap stabil pada kisaran fisiologis. Apabila suhu lingkungan mengalami peningkatan, maka tubuh akan memproduksi keringat agar terjadi penguapan pada permukaan tubuh, sehingga peningkatan suhu tubuh dapat di cegah. Selama proses tersebut, pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi (pembesaran diameter lumen) untuk mengirim darah lebih banyak ke kulit tubuh, dimana temperature lebih dingin. Sebagai akibatnya, tekanan nadi akan bertambah (takikardi) untuk mempertahankan curah jantung. Penurunan tekanan darah berarti pengurangan suplai oksigen ke otot jantung, sedangkan peningkatan denyut nadi adalah peningkatan demand. Kedua hal tersebut merupakan kombinasi yang dapat membahayakan orang usia lanjut yang pada umumnya menderita penyakit jantung koroner atau penderita lemah jantung. Di samping itu, keluar keringat berlebihan akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi yang pada akhirnya mempermudah kecenderungan terjadi gumpalan darah. Berbagai laporan telah memperlihatkan bahwa perubahan iklim memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah kardiovaskuler. Namun demikian, para pakar kesehatan menyatakan bahwa terlalu banyak variable yang tidak diketahui yang mengaitkan antara pemanasan global dengan penyakit jantung koroner atau aterosklerosis, sehingga sulit untuk meramalkan dampaknya dikemudian hari. Harus diakui, bahwa hingga saat ini belum ada satupun penelitian membuktikan bahwa cuaca yang panas secara langsung dapat meningkatkan kecenderungan menderita aterosklerosis. Tampaknya, factor polusi atau kualitas udara lingkungan akibat pemanasan global akan lebih banyak memegang peran untuk terjadinya masalah kardiovaskular, dibandingkan peningkatan temperature sendiri. Para ahli klimatologi amerika sudah memprediksikan bahwa penyebab dari global warming adalah karena bumi menyeraplebih banyak energi matahari dari pada yang di pantulkan. Menurut mereka perbedaanya sangat_sangat fantastik 1 dibanding 7 Kesimpulan ini diambil dengan menggunakan stimulasi komputer mengenai data data pemanasan pada permukaan buni dan laut. Data tersebut semakin menguatkan pendapat para ahli tersebut Para peneliti juga membandingkan energi tang masuk armosfer dengan energi yang di pantulkan ke angkasa. Ini sangat sulit di lakukan karena itu para peneliti menggunakan suhu permukaan laut “Mengukur perubahan secara langsung sulit dilakukan, karena Anda harus mendeteksi variabel tertentu dari sekian banyak variabel,” kata Gavin Smith, salah satu anggota tim peneliti dari NASA. “Tapi kami tahu berapa besar energi yang diserap lautan dari pengukuran selama puluhan tahun melalui satelit maupun peralatan yang ditempatkan langsung. Didukung pemahaman kami tentang atmosfer, hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa selama ini terjadi ketidakseimbangan di atmosfer,” lanjutnya. Caranya dengan memonitor suhu permukaan laut dari ribuan pelampung (buoys) yang tersebar di berbagai lokasi. Data-data yang diambil dari berbagai tempat dimasukkan dalam komputer dan merepresentasikan model iklim yang kompleks meliputi aktivitas atmosfer, laut, angin, arus, gas, dan zat pencemar lainnya. Dari simulasi tersebut tampak bahwa atmosfer bumi menyerap energi 0,85 watt per meter persegi (secara keseluruhan setara dengan 7 triliun bola lampu 60 watt), lebih dari energi yang dilepaskan kembali. Penyebabnya adalah efek rumah kaca yang terbentuk oleh lapisan gas karbon dioksida. lapisan tersebut menyerap radiasi panas yang dipantulkan bumi yang seharusnya dilepaskan ke ruang angkasa. Menurut Gavin Schmidt, butuh energi yang besar untuk menghasilkan perubahan di permukaan bumi. Meskipun demikian penyerapan energi telah berjalan dalam rentang waktu yang lama. Berdasarkan laporan Nasa, penyerapan energi sudah terlalu besar sehingga peningkatan suhu bumi sebesar setengah derajat celcius tidak dapat dicegah kecuali manusia menghentikan produksi gas rumah kaca. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
    Jika tidak segera diatasi, maka kenaikan temperatur karena pemanasan global hingga tahun 2100 akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100 cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Diantara 17.500 pulau di Indonesia, sekitar 4000 pulau akan tenggelam. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990. Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya. Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan jenis penyakit baru. Apa Penyebab Pemanasan Global?? Secara umum, penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua jenis,faktor alam dan faktor penghuninya: Faktor Alam Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini. Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama. Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia. Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas. Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya alam. Faktor Penghuninya Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya emisi Gas Karbon. Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya. Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca 2. Bocornya lapisan ozon Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong. Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut. 3. Berkurangnya konverter Gas Karbon Sebelum era modern,dimana industri belum berkembang,kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon.Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang.Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan,bahkan dibutuhkan oleh kehidupan,seperti oksigen. Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi. Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!! Itulah penjelasan singkat saya tentang pemanasan global ini.Semua hal tersebut baru secuil dari permasalahan global warming secara keseluruhan.Tetapi yang paling penting bukanlah apa yang kita ketahui,melainkan bagaimana kita menyikapinya.Semoga bermanfaat.

Minggu, 13 Januari 2013

zat kimia yang berhubungan dengan mesin



MATA KULIAH:  KIMIA DASAR

JUDUL:
Ø  Tentang zat kimia yang berhubungan dengan  mesin.



        



Nama               : Wisnu sugiantoro
Npm                 : 41187001120031
Kelas                : Pagi
Mata kuliah     : Kimia dasar
                                                              


PELUMAS
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
A. Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.
1. Tugas pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
2. Tugas tambahan pelumas
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.


B. Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas.
 b. Gemuk pelumas.
 c. Cairan pelumas.
2. Dilihat dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati.
b. Pelumas dari bahan hewani.
 c. Pelumas sintetis.
3. Dilihat dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan.
b. Pelumas industri.
 c. Pelumas perkapalan.
 d. Pelumas penerbangan
4. Dilihat dari pengaturannya :
A.  Pelumas kendaraan bermotor :
 1.  Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel.
 2.   Minyak pelumas untuk transmisi.
 3.   Automatic transmission fluid & hydraulic fluid.



B.  Pelumas motor diesel untuk industri :
1. Motor diesel berputar cepat.
2. Motor diesel berputar sedang.
3. Motor diesel berputar lambat.
C.  Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor.
 2. Untuk perahu motor.
 3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )
D.  Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti karat, dan lain-lain.

C.  Penggunaan pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.
1.      Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.       Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu tertentu.
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada.
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ).
2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.
3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1. Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tinggi.
2. Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir dengan leluasa.
6. Cloud point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam minyak pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas adan aniline dapat dicampur
8. Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
9. Ash; Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.
Jenis
Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
  1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
  2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
  3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia





Kualitas

Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih

API mesin bensin                         

  • SM (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
  • SL (Current)
Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
  • SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
  • SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
  • SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
  • SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya



Kontaminasi

Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli. Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni
  1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
  2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
  3. Bahan Bakar
  4. Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
  5. Ethylene gycol (anti beku)
  6. Produk-produk belerang/asam.
  7. Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.
  8. Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan bakar gas alam.












Komentar  tentang zat kimia yang berhubungan dengan mesin yaitu pelumas.
Pelumas dalam kehidupan sehari-hari sering kita ketahui dengan nama Oli yang sering sekali di gunakan pada sepada motor,mobil,dan lainya.  pelumas adalah salah satu hal yang sangat di perlukan untuk mesin kendaraan, karena sangat penting sekali sebab, berguna untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada logam yang bergesekan sehingga mengakibatkan peristiwa pelepasan partikel-partikel dari pergesekan tersebut.
Pelumas pada umumnya dapat berfungsi sebagai cairan/zat yang dapat mengurangi kehausan pada mesin, dapat memperlancar kerja mesin, dapat memperpanjang usia mesin sehingga mengurangi kerugian yang terjadi.
Pada dasarnya pelumas dapat mengurangi besar tenaga yang di keluarkan oleh tiap-tiap gesekan yang terjadi, sehingga dapat menyerap panas yang di timbulkan oleh gesekan sehingga dapat mengurangi panas yang terjadi dan dapat mempermudah kerja mesin dengan optimal.